Sabtu, 15 Januari 2011

PTK (optimalisasi penggunaan VCD pembelajaran ipa melalui model kooperatif sebagai upaya peningkatan kinerja dan prestasi belajar siswa vii semester II subkonsep ciri-ciri makhluk hidup di SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka)

OPTIMALISASI PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN IPA
MELALUI MODEL KOOPERATIF SEBAGAI  UPAYA PENINGKATAN
KINERJA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA VII SEMESTER II SUBKONSEP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP DI SMPN I JATITUJUH KABUPATEN MAJALENGKA  

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)






IAIN Logo
 







Disusu Oleh:
ADE ABDULLAH SIDIQ
NIM: 50540619



KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2010



 

 KATA PENGANTAR


Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research-CAR) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menaggulangi masalah atau kesulitan dalam pendidikan dan pengajaran,melaksanakan program pelatihan, memberikan pedoman bagi guru dan juga memasukan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem pendidikan dan pengajaran.
Pelaporan penelitian tindakan kelas dengan judul " Optimalisasi Penggunaan VCD Pembelajaran Ipa Melalui Model Kooperatif Sebagai  Upaya Peningkatan Kinerja Dan Prestasi Belajar Siswa VII Semester II Subkonsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup Di Smpn I Jatitujuh Kabupaten Majalengka ", ini terdiri dari tiga bab yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, juga dilengkapi dengan lampiran-lampiran yang mendukung bukti data dalam kegiatan penelitian ini.
Penelitian ini melibatkan dua orang observer, yiatu guru mata pelajaran yang sama-sama mengajar pada mata pelajaran IPA.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai salah satu bentuk model pembelajaran dalam kegiatan proses pembelajaran.

Majalengka,  Desember 2010

Peneliti,

DAFTAR ISI
 Halaman
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................... 6
C.     Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................... 7
1.      Tujuan Penelitian...................................................................... 7
2.      Manfaat Penelitian.................................................................... 7
D.    Cara Memecahkan Masalah............................................................ 8
E.     Hipotesa.......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.    Pengertian Optimalisasi Pembelajaran............................................ 10
B.     Media Pengajaran........................................................................... 12
1.      Pengertian Media Pengajaran................................................... 12
2.      Fungsi Media Pembelajaran...................................................... 13
C.     VCD sebagai Media Pengajaran IPA............................................. 16
BAB III METODOLOOGI PENELITIAN
A.    Setting Penelitian (Waktu Dan Tempat Penelitian)........................ 21
B.     Prosedur Penelitian......................................................................... 22
C.     Metode Pengumpulan Data............................................................ 26
D.    Metode Analisis Data..................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Usaha tersebut diharapkan mampu membawa anak didik ke arah kedewasaannya, berarti dia harus mampu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dilakukannya. Sebagai suatu kegiatan, pendidikan bertujuan membentuk peserta didik menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab II pasal 3)
Sumber daya manusia yang berkualitas yaitu sumber daya yang mampu berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif dan mampu bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat ditumbuhkembangkan melalui pembelajaran IPA. Karena IPA memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten sehingga dapat melahirkan keterampilan berpikir rasional.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan IPA tersebut, diperlukan adanya pembinaan sejak dini terhadap anak didik yang dilakukan segenap elemen yang berperan dalam bidang pendidikan, termasuk pengadaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar IPA. Begitu pentingnya IPA dalam kehidupan maka tidak aneh jika pembelajaran IPA mengalami perkembangan dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman. IPA merupakan alat bantu kehidupan dan pelayan bagi ilmu-ilmu yang lain, yang terdiri dari fisika, kimia, biologi, astronomi, teknik, dll.
Menurut Ruseffendi (1991:70), IPA adalah ilmu atau pengetahuan yang termasuk ke dalam atau mungkin yang paling padat dan tidak mendua arti. IPA identik dengan rumus-rumus, lambang-lambang dan notasi. Obyek langsung dalam IPA ialah fakta, keterampilan, konsep dan aturan (prinsipal). Untuk mempelajari topik-topik dalam IPA tidak dapat sembarangan, ada prasyaratnya.
Karena IPA merupakan ilmu yang padat, banyak rumus-rumus, lambang-lambang dan notasi yang harus dikuasai, maka banyak siswa beranggapan bahwa IPA itu pelajaran yang sulit. Banyak siswa menyatakan tidak suka dengan pelajaran IPA karena membosankan dan menjenuhkan.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan keterampilan/upaya-upaya yang baru dalam mengajar IPA. Salah satu yang perlu dilakukan oleh guru adalah dengan memodifikasi media pembelajaran dalam wahana semenarik mungkin dan mengikuti kemajuan perkembangan teknolgoi informasi. Hal tersebut bertujuan agar dapat menarik minat siswa untuk belajar dan dapat memahami suatu pokok bahasan dengan baik.
Menurut Asnawir (2002: 15) media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Sehingga dari konsep IPA yang abstrak itu dapat mudah dipahami oleh siswa. Media berguna untuk memperjelas, penyajian pesan agar tidak terlalu verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan biasa).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Oleh karena alat-alat komunikasi sudah sedemikian maju, tidaklah pada tempatnya lagi kalau penyampaian pengajaran masih dilakukan secara monoton atau verbalitas (dengan kata-kata belaka) seperti yang sering dilakukan terutama dalam pembelajaran IPA. Perlu dilakukan perbaikan agar proses pembelajaran kepada siswa dapat mengiringi perkembangan teknologi informasi tadi sehingga akan sangat menarik bagi siswa untuk belajar, termasuk mempelajari IPA yang kerap dianggap pelajaran yang sulit.
Berbicara mengenai media dalam belajar IPA, media atau alat peraga yang biasa digunakan yaitu: kerangka, bangun-bangun ruang, jangka, busur, penggaris, kalkulator dan lingkungan. Tetapi belajar IPA dengan menggunakan VCD Pembelajaran masih  jarang digunakan, tidak semua sekolah mempunyai dan menggunakan media tersebut. Sehingga jika diterapkan, siswa merasa bahwa belajar IPA dengan menggunakan media VCD pembelajaran merupakan hal yang baru. VCD pembelajaran adalah media audio-visual yang dirancang secara khusus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai serta memenuhi nilai atau fungsi media pembelajaran secara umum. Sedangkan media Flow Chart adalah media visual yang sederhana tidak rumit tetapi bisa menggambarkan konsep materi secara jelas sehingga dapat dimengerti oleh siswa.
Berdasarkan observasi awal, di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka hasil belajar IPA masih jauh dari yang diharapkan. Ini dilihat dari hasil ulangan harian siswa yang masih banyak yang diremedial. Ketika wawancara dengan guru IPA yaitu ibu Nining Ayuningsih menyatakan bahwa proses pembelajaran IPA di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka tidak banyak menggunakan media dan masih bersifat konvensional.
Dari hasil observasi awal dan wawancara dengan guru IPA, maka diduga salah satu penyebab hasil IPA siswa minim adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru karena hanya bersifat verbal dan monoton. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa salah satu upaya guru yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran yang bervariasi yang dapat membantu pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka baru diterapkan media VCD dalam pembelajaran IPA. Lalu, apakah penggunakan media VCD pembelajaran dan Flow Chart secara terpadu efektif dalam pembelajaran IPA? Adakah peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan media tersebut? Berdasarkan alasan tersebut penulis ingin meneliti mengenai sejauhmana efektivitas penggunaan media VCD pembelajaran dan Flow Chart secara terpadu terhadap  hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dan demikian penulis mengangkat dalam judul yaitu: “Efektivitas Penggunaan Media VCD Pembelajaran dan Flow Chart Secara terhadap hasil Belajar IPA siswa di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka.
Salah  satu  kebijakan  pendidikan  yang  dituangkan  dalam  propenas  1999-2004 adalah peningkatan mutu pendidikan nasional. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan  akan  dan  telah  dilakukan,  diantaranya  dengan  melengkapi  sekolah-sekolah dengan berbagai sarana dan sumber belajar. Hal  ini seiring dengan UU No.20 Tahun 2003 tentang  Sisdiknas  yang mensyaratkan agar setiap satuan pendidikan jalur sekolah menyediakan sarana belajar yang memadai sebagai pendukung  pelaksanaan  pendidikan.
Dengan  keterbatasan  kemampuan  pemerintah  khususnya  dalam  hal  sarana  pendidikan, maka perlu adanya  langkah guru yang  inovatif dan kreatif untuk membuat strategi dalam melaksanakan  proses  pembelajaran  yang  variatif  sesuai  dengan  keadaan  sekolah  agar pembelajaran lebih optimal pada diri peserta belajar. Lemahnya perhatian terhadap kualitas pembelajaran IPA di SMP karena proses belajar mengajar IPA masih didominasi dengan metode klasikal yaitu ceramah dan tanya jawab  mengakibatkan pembelajaran IPA masih bersifat “Teacher Center”  menjadi kurang bermakna sehingga prestasi dan kinerja siswa dalam belajar IPA belum optimal.
Pengamatan yang dilakukan di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka bahwa peserta belajar kurang antusias dan pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan gaya klasikal, masih banyaknya peserta belajar yang senang bermain yang belum terarahkan, menyelesaikan tugas belum optimal masih ketergantungan dengan temannya. Dengan memperhatikan keadaan di atas maka diperlukan inovasi pembelajaran IPA di SMP dengan optimalisasi penggunaan VCD pembelajaran ipa melalui model kooperatif sebagai  upaya peningkatan kinerja dan prestasi belajar siswa vii semester II subkonsep ciri-ciri makhluk hidup di SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar  belakang  dan  identifikasi  masalah  maka  perumusan  masalah  dalam penelitian ini adalah:
1.      Apakah  proses  pembelajaran  dengan  optimalisasi  VCD  IPA  melalui  model kooperatif dapat meningkatkan kinerja guru di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka?
2.      Apakah  proses  pembelajaran  dengan  optimalisasi  VCD  pembelajaran  IPA melalui model kooperatif  dapat  meningkatkan  prestasi  siswa  di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka?
3.      Bagaimanakah sikap siswa  terhadap  pembelajaran  dengan optimalisasi VCD sebagai alternatif sumber pembelajaran IPA melalui model  kooperatif?

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bahwa:
a.       Kegiatan  pembelajaran  dengan  optimalisasi VCD  pembelajaran  IPA melalui model kooperatif dapat meningkatkan kinerja guru di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka
b.      Kegiatan pembelajaran dengan optimalisasi VCD pembelajaran IPA melalui model kooperatif dapat meningkatkan prestasi siswa di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka
c.       Sikap  siswa  terhadap  pembelajaran  dengan  optimalisasi  VCD  pembelajaran  IPA melalui model  kooperatif

2.      Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi:
a.       Bagi siswa, dapat meningkatkan minat dalam mempelajari IPA, sehingga IPA menjadi mata pelajaran yang menarik dan akhirnya Ilmu Pengetahuan Alam akan semakin berkembang.
b.      Bagi peneliti, dapat dijadikan sebagai pengalaman Penelitian Tindakan Sekolah dan menambah point dalam kenaikan pangkat serta untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui upaya penelitian yang dilakukannya.
c.       Bagi guru, dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengevaluasi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung. Juga merupakan upaya pengembangan kurikulum di tingkat sekolah, serta untuk mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran.
d.      Bagi sekolah, dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien dengan menggunakan VCD sebagai media pengajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif.

D.    Cara Memecahkan Masalah
Permasalahan rendahnya hasil belajar IPA di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka perlu segera ditanggulangi, dan guru perlu melakukan refleksi atas kinerjanya selama perolehan hasil belajar IPA masih dapat ditingkatkan  lebih  tinggi  lagi, apabila kreaktifitas siswa dalam pembelajaran juga tinggi. Hasil  penelitian  mengungkapkan  bahawa  tingkat  kreatifitas siswa saat penelitian dilaksanakan masih rendah, kinerja siswa menunjukkan fenomena sebagai  berikut  guru  jarang membimbing  siswa  dalam  diskusi  tentang  topik-topik IPA, guru jarang memberikan pertanyaan kepada siswa baik secara  individual maupun secara klasikal. Siswa tidak berani bertanya kepada guru karena guru kurang memotivasi siswa agar berani  bertanya  apabila  ada  masalah/materi  yang  tidak/kurang  dimengerti.
Pembelajaran yang ada lebih terpusat pada guru, bukan kepada siswa. Hal ini tidak dapat dibiarkan  begitu  saja,  apalagi  dengan  diberlakukannya  kurikulum berbasis kompetensi yang mengisyaratkan pembelajaran harus dapat mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa. Hal ini dapat  tercapai apbila kinerja belajar siswa ditingkatkan, sehingga guru hanya berperan sebagai fasiltator, motivator dan organisator.
Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk  memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka, maka perlu peningkatan kinerja guru dengan mengoptimalkan penerapan VCD pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif atau pembelajaran bersama (kelompok) sebagai alternatif untuk dapat meningkatkan perolehan hasil belajar IPA di SMP tersebut.

E.     Hipotesa
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka hipotesis tindakan adalah: Dengan menggunakan media VCD dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dapat mengefektifkan kinerja guru dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.    Pengertian Optimalisasi Pembelajaran
Optimalisasi kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor metode atau teknik mengajar guru. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengaitkan materi yang terdapat dalam kurikulum dengan kondisi lingkungan atau sesuai dengan dunia nyata sehingga siswa merasa pembelajaran menjadi lebih bermakna atau memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan guru harus dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran atau pembelajaran yang partispatif. Peserta didik dibantu oleh pendidik dalam melibatkan diri untuk mengembangkan atau memodifikasi kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebihbermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (2005: 69) dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peserta didik dibantu oleh pendidik melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Proses ini mencakup kegiatan untuk menyiapkan fasilitas atau alat bantu pembelajaran, menerima informasi tentang materi/bahan belajar dan prosedur pembelajaran, membahas materi/ bahan belajar dan melakukan saling tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi atau memecahkan masalah.
Menurut Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia (1994: 705) Optimalisasi merupakan proses, cara atau perbuatan mengoptimalkan. Mengoptimalkan berarti menjadikan paling baik, paling tinggi atau paling menguntungkan. Sedangkan Pembelajaran menurut Sudjana (2005: 8) adalah setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi edukatif antara pesera didik atau siswa dengan pendidik atau guru. Jadi kegiatan pembelajaran ditandai adanya upaya disengaja, terencana dan sistematik yang dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar.
Dengan demikian optimalisasi proses pembelajaran yaitu proses atau cara mengoptimalkan kegiatan siswa untuk belajar sedangkan guru berperan untuk membantu siswa dalam melakukan kegiatan belajar atau membelajarkan siswa. Upaya guru dalam mengoptimalkan pembelajaran dapat beragam penerapannya, antara lain berupa bantuan dorongan/motivasi dan bimbingan belajar. Penerapannya tergantung pada situasi kegiatan belajar yang akan atau sedang dilakukan. Namun arah yang ditempuh guru adalah agar siswa aktif melakukan kegiatan belajar dan bukan sebaliknya guru yang lebih mengutamakan kegiatan untuk mengajar. Jadi interaksi pembelajaran yang aktif antara siswa dan guru adalah faktor penting dalam kegiatan pembelajaran



B.     Media Pengajaran
1.      Pengertian Media Pengajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin “medius” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (R. Angkowo dan A. Kosasih, 2007: 10). Jadi media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan.
Menurut Rossi dan Breidle (Wina Sanjaya, 2007: 161), media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan. Sejalan dengan pendapat Rossi, Ibrahim R. dan Nana Syaodih (1996:12) mengemukakan bahwa media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar.
Sedangkan Gerlach dan Ely (Azhar Arsyad, 2003: 3) mengemukakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Dari batasan-batasan yang diberikan oleh para ahli tentang media maka secara umum media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan motivasi mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai perantara pengirim pesan sehingga terjadi proses pembelajaran pada diri siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
2.      Fungsi Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Komunikasi kegiatan belajar mengajar sangat penting karena dalam proses komunikasi tujuan utama yang harus dicapai yaitu siswa lebih memahami dan mengerti tentang sesuatu yang diinformasikan. Untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan-kemungkinan terjadinya salah komunikasi, maka harus digunakan sarana yang bisa membantu proses belajar mengajar yaitu media pembelajaran.
Pada awalnya media hanya berfungsi sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar, yakni berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, serta mudah dipahami. Dengan demikian media dapat berfungsi untuk mempertinggi daya serap anak terhadap materi pembelajaran.
Kemudian dengan masuknya pengaruh teknologi audio dan video dalam sistem pendidikan, lahirlah alat audiovisual terutama menekankan penggunaan pengalaman langsung/konkrit untuk menghindari verbalisme.

Menurut Asnawir (2002: 24-25) pada saat ini media pengajaran mempunyai fungsi:
a.    Membantu memudahkan belajar siswa/mahasiswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru/dosen.
b.    Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi konkrit).
c.    Menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan).
d.   Semua indra murid dapat diaktifkan, kelemahan satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra lainnya.
e.    Lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar.
f.     Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
Guru dapat memanfaatkan media dengan melakukan variasi dalam hal penggunaannya. Namun untuk menggunakan media yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran perlu diketahui terlebih dahulu jenis media yang ada. R. Angkowo dan A. Kosasih (2007: 13) menjelaskan jenis media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.    Media grafis seperti foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun dan komik. Media grafis disebut juga media dua dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
b.    Media tiga dimensi, yaitu media dalam bentuk model padat dan model penampang.
c.    Media proyeksi seperti slide, film, strips dan OHP.
d.   Lingkungan sebagai media pembelajaran.
Mengingat penggunaan media/alat peraga tidak selamanya membuahkan hasil belajar yang baik, maka kita perlu hati-hati dan cermat memilih media/alat peraga pembelajaran. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemikiran dan penggunaan media pembelajaran diantaranya yaitu:
a.     Tujuan instruktional yang ingin dicapai.
b.    Karakteristik siswa atau sasaran.
c.     Jenis rancangan belajar yang diinginkan, apakah bersifat audio saja atau visual saja, atau kedua-duanya.
d.    Keadaan latar atau lingkungan.
e.     Luasnya jangkauan yang ingin dilayani (Asnawir, 2002: 125)
Dari paparan di atas dapat dinyatakan bahwa kriteria penggunaan alat peraga sangat tergantung kepada: tujuan pengajaran, materi pelajaran, strategi belajar mengajar, kondisi (lingkungan) dan keadaan siswa. Dengan demikian seorang guru harus dapat memilih dan memilih media yang akan digunakan.
Penggunaan media tentunya harus memberi manfaat dalam proses pembelajaran. Untuk media pendidikan IPA (alat peraga) mempunyai nilai atau fungsi yang lebih khusus antara lain sebagai berikut:
a.     Untuk mengurangi atau menghindari salah komunikasi.
b.    Untuk meningkatkan hasil proses belajar mengajar.
c.     Untuk membangkitkan minat belajar siswa.
d.    Konsep abstrak IPA tersajikan dalam bentuk konkrit itu lebih dapat dipahami, dimengerti, dan dapat disajikan sesuai dengan tingkat-tingkat berpikir siswa.
e.     Media/alat peraga dapat membantu daya tarik siswa dalam memahami sesuatu.
f.     Kita dapat melihat hubungan antara konsep-konsep dalam IPA dengan alam sekitar.
g.    Media/alat peraga dapat dijadikan sebagai obyek penelitian untuk menyempurnakan nilai-nilai manfaat dari media/alat itu sendiri. (Darhimkas, 1983: 14).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pendidikan IPA adalah salah satu bagian yang ikut berperan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran IPA di sekolah pada khususnya.

C.    VCD sebagai Media Pengajaran IPA
Video  CD  pembelajaran  adalah  suatu  media  yang  dirancang  secara  sistematis dengan  berpedoman  kepada  kurikulum  yang  berlaku  dan  dalam  pengembangannya mengaplikasikan  prinsip-prinsip  pembelajaran  sehingga  program  tersebut  memungkinkan perserta  didik mencerna materi  pelajaran  secara  lebih mudah  dan menarik.  Secara  fisik VCD  pembelajaran merupakan  program  pembelajaran  yang  dikemas  dalam  kaset  video atau  CD  dan  disajikan  dengan  menggunakan  peralatan  VCD  player  serta  TV  monitor.
Program  video  yang  dimaksud  dalam  pedoman  ini  adalah  program  –program  yang diproduksi oleh Pustekkom Depdiknas (Anna Merina, 2008). Media  adalah sebuah alat  yang  mempunyai  fungsi  menyampaiakan  pesan (Bovee, 1997).  Media  pembelajaran  adalah  sebuah  alat  yang  berfungsi  untuk menyampaikan  pesan  pembelajaran.  Pembelajaran  adalah  sebuah  proses  komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
01%20Gambar1
02%20Gambar2
03%20Gambar3

Gambar Kepingan VCD
Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai  media  diantaranya  adalah hubungan  atau  interaksi manusia,  realita,  gambar  bergerak  atau  tidak, tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk  stimulus  ini akan membantu pembelajar mempelajari mata pelajaran IPA. Namun demikian tidak mudah mendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat (Oua Teda Ena, 2008).
Dari beberapa pendapat para ahli  (Slavin, Anita Lie dan Paul Suparno)  dapat didefinisikan  bahwa  pembelajaran  kooperatif  adalah  pembelajaran  yang  memanfaatkan kerja  bersama  dalam  kelompok  kecil  yang  biasanya  beranggotakan 4 sampai 6 orang, dimana keberhasilan kelompok  ditentukan oleh  keaktifan dari masing-masing  anggota kelompok  tersebut. Melalui  proses  belajar  dari  teman  sebaya  di  bawah  bimbingan  guru maka materi semakin mudah diterima dan dipahami peserta didik (Purwanto, 2008).
Menurut Anwar D. (2005: 18 ) dalam kamus  lengkap Bahasa  Indonesia, aktivitas didefinisikan sebagai kegiatan atau kesibukan. Selanjutnya menurut TIM Dosen FIP_IKIP Malang (1980: 130) mengungkapkan bahwa manusia adalah merupakan mahluk yang aktif. Keaktifan itu diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan menyusaikan diri dengan lingkungannya ,  yang  mana  proses  pendidikan  adalah  merupakan  salah  satu aktivitas pendidikan.
Menurut Montessori dalam Hamalik (2001: 171) pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Anak  (siswa) belajar  sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman,  dan  aspek-aspek  tingkah  laku  lainnya.  Serta mengembangkan keterampilan yang  bermakna  untuk  hidup  dimasyarakat. Dalam  kemajuan metodologi  dewasa  ini  asas aktivitas lebih ditonjolkan melalui  suatu program Unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk menjapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai. Selanjutnya Hamalik (2001: 175) mengatakan bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena:
1.      Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
2.      Berbuat sendiri akan mengembangkan selutuh aspek pribadi siswa secara integral.
3.      Memupuk kerja sama yang harmonis dikalangan siswa
4.      Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri.
5.      Memupuk disiplin kelas secara wajar dan Susana belajar menjadi demokratis
6.      Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat dan hubungan anatara orang tua dengan guru.
7.      Pengajaran diselenggarakan secara relistis dan kongrik sehingga mewngembangnkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindari perbalistis.
8.      Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat
IPA  adalah  ilmu  yang mempelajari  tentang materi  atau  zat  yang meliputi  sifat fisis ,  komposisi,  perubahan,  dan  energi  yang  dihasilkannya.  Oleh  karena itu,perkembangan  ilmu pengetahuan dan  teknologi  yang  sangat pesat  saat  ini  tidak  lepas dari  ilmu  IPA  sebagai  salah  satu  ilmu  dasar.  Ilmu  Kedokteran,  Teknologi  industri, Teknologi manufaktur  dan  teknologi  informasi,  misalnya  perkembangan  pesat  di bidang teknologi  informasi dan komunikasi saat  ini, seperti  telepon selular dan satelit  tidak  lepas dari aplikasi dari pembelajaran IPA pada materi gelombang  elekteromagnetik.
Perkembangan teknologi yang sangat pesat  ini,  harus  selaras  dengan peningkatan mutu SDM agar arah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menuju sasaran yang tepat.  Kami  sebagai  guru,  perhatian  yang  seksama  dalam  peningkatan  mutu  SDM, khususnya dalam melihat permasalahan-permasalahan dan perkembangan di dalam proses pembelajaran,  siswa maupun bahan ajar yang di ajarkan ( Suparman, 2007).





BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Setting Penelitian (Waktu dan Tempat Penelitian)
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII SMPN I Jatitujuh Kabupaten Majalengka semester genap tahun pelajaran 2010/2011, dilaksanakan 2  siklus, setiap siklusnya terdiri dari 3 kali tatap muka, satu kali menyaksikan VCD dan diskusi kelompok, dua kali diskusi kelas. Jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 200 orang siswa, terdiri  dari  75  siswa  laki-laki dan  125 siswa perempuan, dalam penelitian ini tidak membedakan gender. Penelitian  ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (School Action Research) dengan mengikuti model yang  dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1990: 14), yang kemudian oleh Suharsimi Arikunto  (2006: 16) dan Yoko Rimy  (2008: 12) dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 1.
Siklus dalam penelitian CAR model Kemmis dan Targart
B.     Prosedur Penelitian
Rencana tindakan dilakukan dalam dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari 3 tatap muka 2x 45 menit. Setiap  siklus mencakup 4  tahapan,  yaitu: Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Kegiatan perencanaan dilakukan pada tiap pertemuan dalam satu siklus.
Siklus I:
1.  Perencanaan
a.       Siswa dibagi menjadi 5 kelompok , satu kelompok terdiri 4-6 orang.
b.      Menyiapkan  VCD  pembelajaran  dari  Pustekkom  yang  sudah  ada  di perpustakaan sekolah kompetensi sistem kerja mesin pendingin, TV dan player
c.       Menyusun soal pre tes dan pos tes tentang sistem kerja mesin pendingin
d.      Menyusun lembar penilaian kinerja dan prestasi belajar
e.       Menyiapkan format angket pada siswa tentang pembelajaran
2.    Pelaksanaan
a.    Pertemuan 1:
1)        Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai dan rambu-rambu tugas yang akan dilakukan. Siswa terbagi dalam 6  kelompok 
2)        Guru membagikan soal pre test dan siswa mengerjakan
3)        Siswa  menyaksikan  tayangan  VCD  pembelajaran,  kolaborator  guru  mengamati siswa 
4)        Guru mempertajam dan menambahkan penjelasan dari VCD pembelajaran
5)        Siswa  membuat  rangkuman  hasil  pembelajaran  secara  kelompok  untuk  diskusi di kelas
b.   Pertemuan 2 dan 3:
1)        Siswa  secara  kelompok  menyiapkan  hasil  rangkuman  untuk  dipersentasikan didepan kelas
2)        Guru mengarahkan tata cara berdiskusi dan aturan mainnya
3)        Siswa mempersentasikan hasil rangkuman yang telah dibuat 
4)        Diadakan tanya jawab 
5)        Kolaborator guru mencatat siswa yang aktif  bertanya, memberikan usul, masukkan dan saran.
6)        Guru  sebagai  pengarah  jika  ada  permasalahan  yang  tidak  bisa  dijawab  oleh kelompok yang persentasi
7)        Setelah semua kelompok persentasi kemudian diadakan pos tes
c.         Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan guru peneliti dan kolaborator guru terhadap keaktifan siswa dalam proses menyaksikan tayangan VCD, diskusi kelompok, diskusi kelas dan guru peneliti mengoreksi hasil pos test kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam daftar nilai (prestasi) belajar siswa.


d.      Refleksi
Di akhir  siklus  I  siswa  diberi  angket  tentang  pembelajaran  dengan Optimalisasi VCD Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif sebagai refleksi untuk mendiskusikan temuan-temuan dalam pembelajaran.  Refleksi  dilakukan  juga  oleh  peneliti  bersama kolaborator.
Siklus II
1.      Perencanaan
a.       Siswa dibagi menjadi 11 kelompok , satu kelompok terdiri 3 orang  atas permintaan siswa melalui angket pada refleksi 1.
b.      Menyiapkan  VCD  pembelajaran  dari  Pustekkom  yang  sudah  ada  di Perpustakaan sekolah kompetensi medan magnet dan arus listrik, TV dan player.
c.       Menyusun soal pre tes dan pos tes
d.      Menyusun lembar penilaian kinerja dan prestasi belajar
2.      Pelaksanaan
a.      Pertemuan 1
1)      Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dicapai dan  rambu-rambu  tugas  yang  akan  dilakukan.  Siswa  terbagi  dalam  beberapa kelompok 
2)      Guru membagikan soal pre test dan siswa mengerjakan
3)      Siswa  menyaksikan  tayangan  VCD  pembelajaran,  kolaborator  guru  mengamati siswa 
4)      Guru menambahkan penjelasan dari VCD pembelajaran
5)      Siswa  membuat  rangkuman  hasil  pembelajaran  secara  kelompok  untuk  diskusi di kelas
b.      Pertemuan 2 dan 3
a.       Siswa  secara  kelompok  menyiapkan  hasil  rangkuman  untuk  dipersentasikan di depan kelas .
b.      Guru mengarahkan tata cara berdiskusi dan aturan mainnya
c.       Siswa mempersentasikan hasil rangkuman yang telah dibuat secara kelompok
d.      Diadakan tanya jawab
e.       Kolaborator guru mencatat siswa yang aktif  bertanya, memberikan usul, masukkan dan saran.
f.       Guru  sebagai  pengarah  jika  ada  permasalahan  yang  tidak  bisa  dijawab  oleh kelompok yang persentasi
g.      Setelah semua kelompok persentasi kemudian diadakan pos tes 
3.      Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan guru peneliti dan kolaborator guru  terhadap keaktifan siswa dalam proses menyaksikan tayangan VCD, diskusi kelompok , diskusi kelas dan guru peneliti mengoreksi hasil pos test kemudian hasilnya dimasukkan ke dalam daftar nilai (prestasi) belajar siswa. Diakhir siklus 1 siswa diberi angket tentang pembelajaran dengan Optimalisasi VCD Pembelajaran IPA Melalui Model  Kooperatif.


4.      Refleksi
Pada  akhir  siklus  II  dilakukan  refleksi  untuk  mendiskusikan  temuan-temuan  dalam pembelajaran. Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama kolaborator. Teknik  analisis  data  dilakukan  dengan  teknik  deskriptif  kualitatif  dan  kuantitatif, yakni dengan mendeskripsikan data mengenai aktifitas siswa selama proses pembelajaran baik  dalam  menyaksikan  VCD  pembelajaran,  diskusi  kelompok  dan  diskusi  kelas, deiskripsi kuantitatif dengan mendeskripsikan prestasi belajar siswa dari nilai pre dan pos tes baik pada siklus I dan siklus II.
C.    Metode Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi tes, observasi, wawancara, kuisioner, dan diskusi sebagaimana berikut ini.
a.    Test : menggunakan butir soaal /instrument soal untuk mengukur hasil belajar siswa.
b.    Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat partisifasi siswa dalam proses belajar Ilmu Pengetahuan Alam.
a.    Wawancara : mengguanakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran model kooperatif
c.    Kuisioner : untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran model kooperatif
d.   Diskusi : menggunakan hasil pengamatan.

D.    Motode Analis Data
Kriteria keberhasilan siswa sesuai dengan tujuan akhir penelitian ini yaitu dikelompokan ke dalam 5 kategori, dengan kriteria sebagai berikut:
Tingkat keberhasilan siswa dengan pembelajaran
( ≥  – 80 ) : Sangat baik
( 60 – 79 ) : Baik
( 40 – 59 ) : Cukup
( 20 – 39 ) : Kurang
(  ≤  – 19 )            : Sangat kurang




DAFTAR PUSTAKA


Anna Merina. 2008. Pembelajaran Menggunakan Video CD Guna Mengimbangi Tuntutan Pendidikan Yang semakin Komplek. Artikel 19 Mei 2008.
Bovee, Courland. 1997. Business Communication Today. New York: Prentice Hall.
Ouda Teda Ena. 2008. Membuat Media Pembelajaran  Interaktif  dengan Piranti  Lunak Presentasi. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.
Suparman. 2007. Meningkatkan  Aktivitas  Belajar  Dan  Hasil  Belajar  Di  Materi  Listrik Statis  Dengan  Pembelajaran  Berbasis  ICT  Pada  Kelas  XII  IPA  3  SMAN  4 Kendari. Kendari: SMAN 4.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Yoko  Rimy.  2008.  Penelitian  Tindakan  Kelas  sebagai  Bentuk  Pengembangan  Profesi Guru. Yogyakarta: LPMP .




 

Silabus


Sekolah                       : SMPN Jati Tujuh
Kelas   / Semseter        : VII (Tujuh) / II ( Dua )
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/
Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber  Belajar
Teknik
Bentuk
Instrumen
Contoh Instrumen

6.1 Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup


Ciri-ciri makhluk hidup

- Mengamati ciri-ciri makhluk hidup di lingkungan sekitar.







-Merumuskan karakteristik atau kekhasan ciri makhluk hidup berdasarkan hasil pengamatan.

-  Mengamati perbedaan ciri tumbuhan, hewan dan manusia.

-Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup.








-  Membuat laporan ciri-ciri makhluk hidup berdasar hasil observasi.


-  Membedakan ciri tumbu-han dan hewan.

Tes tertulis







Tes kinerja



Tes tertulis

PG








Tes unjuk kerja produk


Uraian


Pernyataan berikut ini berhubungan dengan ciri makhluk hidup, kecuali ….
a. peka terhadap rangsang
b. tumbuh dan berkem-bangbiak
c. memerlukan suhu terten-tu untuk pertumbuhan
d semua dapat berpindah tempat

Pilihlah tiga  makhluk hidup yang ada di sekitar dan identifikasilah 4 ciri serta buatlah laporannya.

Tuliskan 2 ciri makhluk hidup yang membedakan hewan dan tumbuhan


2 × 40'

Buku IPA terpadu jl.1B (Esis) h.49-62  lingkungan,alat dan bahan praktikum
Mata Pelajaran            : IPA Biologi



 



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                        :    SMPN Jati Tujuh
Kelas / Semester          :    VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran           :    IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Standar Kompetensi   :    6.     Memahami keanekaragaman makhluk hidup.

Kompetensi Dasar      :    6.1   Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup.

Indikator                      :    1.     Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup.
2.     Membuat laporan ciri-ciri makhluk hidup berdasarkan observasi.
3.     Membedakan ciri tumbuhan dan hewan.

Tujuan Pembelajaran     :      Peserta didik dapat:

1.          Menjelaskan perbedaan makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
2.          Menyebutkan ciri-ciri makhluk tak hidup.
3.          Mengetahui reaksi tumbuhan terhadap rangsangan.
4.          Menentukan ciri-ciri makhluk hidup berdasarkan pengamatan.
5.          Membuat laporan ciri-ciri makhluk hidup berdasar hasil observasi.
6.          Menjelaskan perbedaan antara hewan dan tumbuhan.

Materi Pembelajaran       :      Ciri-ciri Makhluk Hidup

Metode Pembelajaran     :       Model
                                           -      Direct Instruction (DI)
                                          -      Cooperative
                                                   Metode
                                           -      Diskusi kelompok
                                           -      Observasi
                                                  Media
-          VCD Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a.    Kegiatan Pendahuluan
       .      Motivasi dan apersepsi
              -       Apakah perbedaan antara batu dengan ayam?
              -       Mengapa tumbuhan putri malu akan mengatup daunnya bila                                                  tersentuh?
       .      Prasyarat pengetahuan
              -       Apakah ciri-ciri makhluk hidup?
              -       Apakah perbedaan antara hewan dan tumbuhan?
b.    Kegiatan Inti
       .      Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
       .      Peserta didik (bersama guru) pergi ke halaman sekolah dan mencatat semua yang ditemukan.
       .      Peserta didik berdiskusi kelompok mencari perbedaan makhluk hidup dan tak hidup.
       .      Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan ciri-ciri makhluk hidup.
       .      Wakil tiap kelompok diminta mengambil tumbuhan putri malu, batang korek api dan air.
       .      Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen mengetahui reaksi tumbuhan putri malu terhadap rangsangan sentuh.
       .      Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
       .      Peserta didik (bersama guru) mengamati satu pot tanaman yang subur dan men-diskusikan mengapa di sekeliling tumbuhan induk banyak tumbuhan yang kecil-kecil.
       .      Guru memberi instruksi kepada peserta didik untuk melakukan eksperimen menanam kacang hijau, satu pot diletakkan di tempat terang dan satu lagi di tempat gelap.
       .      Peserta didik secara berkelompok diminta mengamati dan membuat kesimpulan dari kegiatan tersebut, setelah 4-5 hari kemudian.
       .      Guru memeriksa eksperimen  yang dilakukan peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan.
       .      Peserta didik (bersama guru) mendiskusikan perbedaan antara hewan dan tumbuhan.
       .      Peserta didik berdiskusi kelompok untuk membuat kesimpulan dari hasil percobaan.
       .      Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi secara klasikal.
       .      Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
c.    Kegiatan Penutup
       .      Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
       .      Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman kegiatan.
       .      Guru memberikan tugas rumah, peserta didik diminta untuk mengamati makhluk hidup dalam daftar berikut:
              -     jamur yang tumbuh pada roti                   -    cacing tanah
              -     biji yang sedang berkecambah                 -    ikan
              -     daun pada pohon yang masih hidup        -    katak
              -     tanaman berbunga                                    -    diri kalian sendiri
              Tuliskan masing-masing ciri makhluk hidup yang dapat kalian amati.
Sumber Belajar
a.    Buku IPA Terpadu Jl.1B (Esis) halaman 49-62
b.    Alat dan bahan praktikum
c.    Lingkungan
Penilaian Hasil Belajar
a.    Teknik Penilaian:
       -      Tes kinerja
       -      Tes tertulis
b.    Bentuk Instrumen:
       -      Tes unjuk kerja produk
       -      PG
-      Uraian
c.    Contoh Instrumen:
       -      Contoh tes unjuk kerja produk
              Mengetahui reaksi tumbuhan putri malu terhadap rangsangan sentuhan dan air.
Jenis rangsangan
Bagian tumbuhan yang diberi rangsangan
Reaksi tumbuhan

Sentuhan
 Ujung daun

 Pangkal daun

 Batang


Tetesan air
 Ujung daun

 Pangkal daun

 Batang

      


-  Contoh tes PG
              Zat-zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan dari tubuh kita sebagai berikut, kecuali...
              a.  urin (air seni)                                             c.  kelenjar pencernaan
              b.  karbon dioksida                                        d.  keringat
       -      Contoh tes uraian
              Apakah tujuan makhluk hidup berkembang biak?

Majaleng, Desember 2010
Guru IPA


Ade Abdullah Sidiq
NIP

1 komentar:

  1. ternyata semua yang terlihat dari cover bisa menipu, seperti anda.
    apa arti IAIN buat anda. kalau kelakuan anda sendiri seperti binatang.
    lakukan semua kebenaran yang bisa anda ceramahkan pada orang lain, jangan cuma bisa ngomong.
    Allah SWT membutuhkan bukti nyata realisasi di kahidupan anda bukan hanya omongan anda.
    jangan sombong jadi manusia, gak ada orang pintar yang ngaku dia pintar.
    jangan sok pintar karena saya tahu anda itu hanya orang bodoh yang sok pintar..
    malu harusnya sama IAIN Cirebon.

    BalasHapus